Oleh : Darul Qutni
Kepahiang, wwwjejakdaerah.com –
Banyak orangtua siswa yang sebelumnya menitipkan sebagian besar tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru dan sekolah, kini menerimanya kembali. Mereka banyak yang menyadari dua esensi penting pendidikan yaitu tugas guru dan sekolah.
Mengajar bukan lagi menjadi Tanggung jawab Guru disekolah, sebagian orang tua yang berpengetahuan rendah justru menjadi galau saat harus membantu menyelesaikan tugas yang diberikan sekolah kepada anaknya. Sementara patokan Nilai Raport terletak pada tugas sekolah.
Saat ini orang tualah yang sebenarnya paling berkepentingan dan bertanggungjawab dalam pendidikan bagi masa depan anak-anaknya. Mereka harus membagi waktu untuk memenuhi kebutuhan dan mengajari anak-anak dirumah.
Kini saatnya siswa memerdekakan dirinya mencari ilmu yang diperlukannya sesuai dengan minat, kemampuan dan cita-citanya berbasis merdeka belajar. Orang tua murid menguatkan kedudukannya sebagai pemilik utama anak termasuk masa depannya.
Sehingga hakikat pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bukan menjadi patokan lagi.
Dari keputusan pemerintah akibat Pandemi Covid -19 ini proses belajar siswa tingkat SLTA, SLTP bahkan SD menggunakan jaringan internet atau lebih dikenal di masyarakat dengan belajar online/ daring.
Persetujuan itu, kebanyakan dilakukan secara online dengan menggunakan akun whatsapp. Tentu hal ini mengharuskan para orang tua atau bahkan murid itu sendiri wajib memiliki handphone android yang bisa mendownload aplikasi tersebut.
Sedangkan tidak semua orang tua bisa memberikan Setiap anak android, apalagi yang mempunyai banyak anak.
Di masa pandemi Covid-19, semua terdampak secara ekonomi karena keterbatasan ruang gerak. Baik instansi pemerintah, swasta, bahkan rakyat biasa.Tidak sedikit PHK menambah semakin banyaknya jumlah pengangguran. Seperti larangan pesta Pernikahan dan organ tunggal juga dikeluhkan oleh orang tua yang merupakan wedding organizer, atau kru Organ tunggal sebab pemasukan mereka tidak ada.
Sementara belajar online membutuhkan kuota internet yang menjadi kebutuhan tambahan belum lagi ada sekolah yang diam-diam menjual LKS dengan alasan untuk menunjang belajar siswa. Sehingga Peran Guru sebagai pengganti orang tua saat ini diragukan kualitasnya.
Dengan keterbatasan waktu mereka bisa memberikan materi seadanya yang harus difahami siswa. Dan belum ada yang gajinya dipotong lantaran kwalitas nilai siswa menurun karena ketidak cakapan guru dalam mengajar online seperti saat ini.
Adanya belajar secara online, hendaknya dapat ditinjau ulang dan dicarikan solusi terbaik Oleh Pemerintah Daerah.
Harus seimbang antara pengeluaran Negara untuk menggaji Ribuan Guru dengan Fungsi guru Bagi Dunia Pendidikan saat ini.
“Dulu guru Pahlawan tanpa tanda jasa, sekarang Guru Dibayar jasanya namun Tak mampu jadi Pahlawan Pendidikan”
Penulis :pimpinan umum Jejakdaerah. Com