Kepahiang, wwwjejakdaerah.com- Terkait timbunan Alsintan disalah satu Gudang di Desa Pematang Donok, Kepala Dinas Pertanian Hernawan pernah memberikan Klarifikasi bahwa alat-alat tersebut adalah simulasi.
Namun mirisnya saat di check keberadaan peralatan tersebut telah berpindah tempat. Dan tidak diketahui keberadaan sebenarnya.
Baca juga: https://jejakdaerah.id/diduga-sarat-permainan-puluhan-alsintan-tidak-didistribusikan
Hal ini pernah dikonfirmasi oleh media wwwjejakdaerah.com pada 26 November 2019 via What Shap, namun tidak mendapatkan jawaban.
Keesokan harinya pada 28 November salah satu media online dikepahiang menelfon bahwa Kepala Dinas Pertanian meminta berjumpa diSalah Satu Warung yang berlokasi diPasar Ujung Kepahiang. Sayangnya wartawan jejak daerah dalam perjalanan ke bandara dan akan Check in pada pukul 14.00 Wib, akan berangkat ke Jakarta
Saat berada dijakarta wartawan Jejak Daerah membaca berita disalah satu media online ada pembagian Alsintan secara simbolis untuk beberapa kelompok Tani yang diserahkan oleh Gubernur Bengkulu bersama Bupati Kepahiang.
Pada 6 Desember 2019 disalah satu warung Kopi didesa Tebat Monok Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang Hernawan, menerangkn Bahwa peralatan yang ada digudang tersebut adalah simulasi dimana barang tersebut digunakan untuk saat ada Pameran Stand Dinas Pertanian, atau Pembagian Secara Simbolis, sedangkan Tumpukan Racun dan Pupuk adalah Tanggung jawab kepala Dinas sebelumnya.
“Peralatan Tersebut cuma ada sekitar 10 unit nggak numpuk Kok, itu untuk simulasi kalau ada Pameran, pembagian secara simbolis, kalo pupuk racun itu bukan zaman saya” kilah Hernawan.
Namun sangat disayangkan jawaban tersebut tidak memuaskan. Dan Pembagian Alsintan untuk beberapa Kelompok tani tersebut tentunya adalah anggaran 2019 bukan anggaran Tahun sebelumnya.
Bahkan saat berita penumpukan Alsintan ini tersebar dimedia Sosial beberapa Kelompok Tani mengakui bahwa sejak 2016 pengajuan mereka untuk mendapatkan Alsintan tidak pernah terealisasi. Seperti diungkapkan akun Erich Son yang merupakan kelompok Tani Mulyatani dari Desa Embong Ijuk
” Kami sangat membutuhkan Handtraktor dan perontok gabah, namun sudah 2 tahun proposal kami tidak ada ceritanya”
Bahkan Asosiasi Gabungan Kelompok Tani “Asgabtan Genting Surian” mengakui dalam beberapa Tahun terakhir mereka tidak pernah dilibatkan dan diajak berdiskusi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang.
” Memang sejak 5 tahun terakhir pihak Distan tidak pernah berkoordinasi dengan Asosiasi Gabungan Kelompok Tani” ungkap Genting Surian. (Fro)