Kepahiang, www.jejakdaerah.com – Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang diduga melakukan permainan obat dalam pelayanan pasien BPJS. Karena pasien diminta menebus 80% resep obat ke apotik, pihak rumah sakit hanya menyediakan 20% dari resep yang ada. Sementara saat mengganti uang pribadi yang digunakan membeli obat tidak diganti penuh.
Sa (73) Tahun yang merupakan pasien dengan riwayat penyakit syaraf saat masuk ke RSUD Kepahiang, Minggu ( 13/06/21). Pihak Rumah sakit memberikan resep agar keluarga pasien menebus obat diluar. Anak laki laki pasien Ed (29) membeli obat di dua apotik berbeda apotik Z tertera di kwitansi pembelian senilai Rp.375 RB dan apotik C 37 ribu dan mengeluarkan uang Tunai total sebesar Rp. 410.000,- untuk delapan macam jenis obat.
Namun saat keluarga pasien membawa kwitansi ke apotik rumah sakit pihaknya hanya akan diganti 175 RB sedangkan sisanya pihak RSUD keberatan menambahkan dengan alasan tidak sesuai dengan standar harga obat di RSUD.
Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut Direktur Rumah Sakit Umum Kepahiang dr.Hulman August Ericson mengatakan mungkin jenis obat yang di resep adalah obat biasa dan yang diberikan apotik obat paten.
” Mungkin yg dipesan obat biasa dan diberikan obat paten ” kata Hulman.
Tidak lama berselang keesokan harinya Melani mewakili pihak RS menelpon keluarga pasien, ia menyebutkan walaupun bukan bidangnya ia akan menyelesaikan permasalahan keuangan antar keluarga pasien dan RS.
” Memang bukan bidang kami, tapi adalah bawahan yg dibawah kami saya sudah menghubungi kasi dan bidang pelayanan tapi blm ada tanggapan, namun Pak Dir minta say menyelesaikan masalah ini . Karena jam pelayanan sudah habis dan orangnya sudah pulang, Saya minta besok datang ke ruangan kasi pelayanan kita selesaikan masalah ini.” Ujar Melani.
Dengan alasan Kendala operasional pihak Rumah sakit mengatakan obat-obatan tidak lengkap. Dan pengembalian uang pribadi keluarga pasien untuk tebus obat memang berdasarkan harga standar rumah sakit, dan menyebut semestinya pihak Apotik menelpon dokter untuk pembelian obat agar sesuai resep.
Namun menyikapi hal ini keluarga pasien mengatakan semestinya Pelayanan Rumah sakit dalam penanganan pasien perlu diperbaiki. Sebab kejadian ini bukan pertama kali, keluarga pasien berkeliling mencari obat-obatan hingga ke luar Kabupaten Kepahiang.
” Kami kecewa dengan pelayanan rumah sakit umum daerah Kepahiang ini, semestinya perbaiki pelayanan bukan malah menyalahkan pihak lain ” kata Ed.
Selain itu tanpa konfirmasi ke pihak keluarga pihak rumah sakit juga memindahkan pasien ke ruang isolasi,dengan alasan mempunyai riwayat dugaan TBC pada 2015 lalu dan berpesan kepada pasien agar jangan tersinggung jika keluarga yang berkunjung diusir pulang pasalnya pasien akan diisolasi karena dapat menularkan virus pada orang lain dan pasien dipindahkan ke ruang isolasi, karena keberatan akhirnya pasien dibawa pulang oleh pihak keluarga.
(Red)