Cara Sudut Pandang Sufi, Dalam Menilai Orang Lain

oleh -84 Dilihat
Ilustrasi/Net.

Seorang Guru Sufi ditanya tentang dua keadaan manusia. Pertama manusia yang rajin sekali ibadahnya, namun sombong, angkuh dan selalu merasa suci.

Kedua manusia yang sangat jarang ibadah, namun akhlaknya begitu mulia, rendah hati, santun, lembut dan cinta dengan sesama.

“Mana yang lebih baik ya, Syekh?”

Lalu Sang Guru Sufi menjawab,

“Keduanya baik. Boleh jadi suatu saat si ahli ibadah yang sombong menemukan kesadaran tentang akhlaknya yang buruk dan dia bertaubat lalu ia akan menjadi pribadi yang baik lahir dan batinnya. Dan yang kedua bisa jadi sebab kebaikan hatinya, Allah akan menurunkan hidayah lalu ia menjadi ahli ibadah yang juga memiliki kebaikan lahir dan batin.”

Kemudian orang tersebut bertanya lagi, “Lalu siapa yang tidak baik kalau begitu?”

Sang Guru Sufi menjawab,

“Yang tidak baik adalah kita, orang ketiga yang selalu mampu menilai orang lain, namun lalai dari menilai diri sendiri.” ujar Sang Guru.

Sebelumnya Artikel sudah terbit di alif.Id