Kepahiang, www.jejakdaerah.com – Diduga Beredar Handsanitizer tidak layak pakai yang dijual ke Pemerintah desa. Penyediaan peralatan untuk protokol kesehatan dalam rangka penanggulangan virus Covid 19 tersebut bersumber dari anggaran 8%dari pagu Dana Desa.
Alih-alih Handsanitizer digunakan untuk membersihkan tangan secara praktis namun barang ini justru tidak sesuai standar. Pasalnya dalam kemasan tertulis 100% air murni tanpa bahan kimia.
Selain itu di kemasan tertulis Acidic water Antiseptic PH 2,5 . Dikutip dari alomedica.com ” Berhati-hati dalam penggunaan PH 2,5(Asam Kuat) di kulit. Komplikasi yang dapat terjadi pada kulit tangan adalah luka bakar kimia di kulit. Pada sesi tanya jawab Alodokter dr.Olvy Sekarsari Octaviana menerangkan sejauh ini referensi yang saya temukan dalam membahas strong acid sebagai disenfektan adalah Peracetic Acid yang memiliki pH 2,8 secara mekanismenya disebutkan bahwa Peracetic Acid memiliki kemampuan untuk deaktivasi berbagai mikroorganisme patogen termasuk virus dan spora. Namun sejauh ini yang membahas tentang penggunaan adalah sebatas dalam disinfeksi bidang industri dan peralatan medis dan saya belum menemukan penjelasan atau bukti aman dalam penggunaan sebagai hand sanitizer.
Sementara itu dr. Renate Parlene Marsaulina menerangkan CDC telah mengeluarkan rekomendasi mengenai mencuci tangan. Mencuci tangan paling baik adalah menggunakan sabun dengan air mengalir selama 20 detik. Bila tidak tersedia air, gunakan hand run dengan alcohol 60-70%. Alkohol yang digunakan adalah isopropanolo , ethanol, n- propanolol dan kombinasi diantranya.
Terlepas dari barang yang beredar tersebut layak digunakan atau tidak adalah jika sudah diuji melalui BPOM. Namun disaat Pandemi seperti ini dengan keterbatasan pengetahuan di masyarakat ada baiknya penjual berjualan jangan menimbang untung semata.
Pandemi adalah musibah kita bersama, jika masih ada oknum yang mementingkan kepentingan sendiri maka wabah ini takkan berakhir.
Sekilas Ungkapan Perangkat Desa Tentang Hand Sanitizer Yang Mereka Beli
Diungkapkan beberapa perangkat desa bahwa mereka berbelanja untuk peralatan prokes ke oknum ASN di Dinas PMD Kabupaten Kepahiang.
Salah satu Camat A (52) mengatakan ia mendapat Handsanitizer dengan merek yang sama di dua desa di kecamatannya, Senin (10/05/21).
” Hansanitizer berbeda dengan yang saya beli di Apotik, ada merek Air Murni 100% tanpa bahan kimia. Sepengetahuan saya sudah setahun lebih sejak covid-19 melanda kita selalu membeli Handsanitizer, rasanya saat digunakan dan aromanya berbeda ” terang camat.
Hal ini juga diungkapkan salah satu bendahara desa bahwa ia telah membayar sebesar Rp. 3.000.000,- untuk peralatan penanggulangan Covid dengan oknum yang disebut kan.
” Kami sudah belanja ke pihak terkait dan sudah di bayar sebesar Rp. 3.000.000,- rupiah” katanya.
Salah satu PJS di Kecamatan Tebat Karai J (54) juga mengatakan telah membeli Handsanitizer tersebut, meragukan kualitas Handsanitizer yang telah dibeli karena merupakan kebutuhan dan sudah diarahkan agar satu pintu akhirnya mereka ikut instruksi.
” Terlepas dari ini layak digunakan atau tidak, dari merek yang ditempel di kemasan sudah menimbulkan keraguan ” ujarnya. (Red)