Bengkulu Utara, jejakdaerah.com – Kondisi jalan Lintas Barat semakin memprihatinkan, jalan lintas penghubung Provinsi Bengkulu-Sumatera Barat, tepatnya di Desa Bintunan-Urai, Kecamatan Batik Nau, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Kerusakan ini bertambah parah dan berlubang.
Jalan ini, dahulunya merupakan akses jalan utama yang dilalui pengendara, maupun masyarakat sekitar. Terutama bagi pengendara, lintas Kabupaten maupun lintas Provinsi.
Sejak jalan ini longsor, Desa Bintunan, Desa Selolong, Desa Urai serta Desa Air Lakok jarang dilalui, dan jalur ini sepi, seakan-akan desa yang tak berpenghuni. Selain itu, jalan ini salah satu akses jalan penghubung beberapa desa. Hal inilah, yang menjadi keluhan masyarakat sekitar.
Nodi Haryanda, Sekretaris Desa Urai mengungkapkan, jalan tersebut sudah 6 tahun belum disentuh perbaikan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu maupun Pusat.
Ini berimbas kepada masyarakat, kesulitan untuk mengangkut hasil panen. Selain itu, dari sisi ekonomi pun berdampak kepada masyarakat sekitar.
“Yang jelas, pertama sekali kami ada rasa kekecewaan terhadap pemerintah. Karena jalan ini adalah jalan sentra ekonomi. Jalan penghubung masyarakat ke pasar, sekolah, kecamatan, dan juga untuk mengangkut hasil bumi. Seperti sawit, karet dan lainnya,” keluh Nodi, Sabtu (26/1/2019).
Pernah Menemui Gubernur Bengkulu
Nodi menambahkan, dirinya bersama dengan perangkat desa lainnya, yakni, Desa Urai, Bintunan, Selolong, serta Desa Air Lakok, pernah menemui Gubernur Bengkulu. Menyampaikan, terkait keluhan masyarakat sekitar.
Tetapi, hingga sekarang belum ada titik terang dan kejelasan. Jika pemerintah tidak memperhatikan jalan tersebut, maka, di Pemilu yang akan datang, 4 Desa sepakat tidak akan menentukan pilihannya atau golput.
Selain itu, Joharman, Kepala Desa Selolong mengakui hal yang sama, menurutnya, masyarakat sudah resah dengan janji-janji pemerintah. Tidak pernah ditepati dengan kondisi masyarakatnya saat ini.
Joharman menambahkan, isu tentang masyarakat 4 desa yang mengancam golput, Kemungkinan akan terjadi. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah mau mendengarkan keluhan warga, dan segera memperbaiki jalan lintas penghubung antara Provinsi Bengkulu-Sumatera Barat, yang mana kondisinya saat ini rusak parah.
“Kalau tidak ada perhatian pemerintah provinsi maupun pusat tentang hal ini, berdasarkan rapat bersama masyarakat, kami tidak akan melakukan pemilihan di pemilu nanti. Ini merupakan dampak kekesalan dari masyarakat,” tandas Joharman. (nov)