Cerbung History: Benny Hakim Benardie.
Peran Orang Dalam
Tahun kepemimpinan Residen Thomas Parr dianggap melakukan penghinaan. Thomas Parr sempat membuat dendam pribumi, saat mengeluarkan kebijakan memaksa penanaman kopi hingga terjadinya pemberontakan dan pembantaian pada dirinya.
Ternyata itu tidak sama yang dirasa pihak yang ada di Pemerintah Bengal India. Thomas Parr dihargai dalam ketajaman berbisnis. Thomas Parr dihargai dalam upayanya menghasut permusuhan dari para Pemimpin Melayu pribumi, meskipun itu tidak berlangsung lama.
Pemaksaan penanaman budidaya kopi dianggap sebagai penyebab utama tragedi yang menimpa dirinya, isteri dan asistennya. Kini Thomas Parr dan asisten Murray dimakamkan berdekatan di dalam Benteng Marlborough. Isterinya Frances Parr dan putranya William akhirnya kembali ke Calcutta India, yang dibiayai perusahaan India Timur pada bulan Maret Tahun 1808.
Sebulan tibanya di Calcutta India, April 1808, Frances Parr menceritakan dalam sebuah Memorandum yang ditujukan pada Pemerintah Bengal di India. Banyak yang terkuak, menyebabkan beberapa kecurigaan tentang terhadap orang dalam di Pemerintahan Bencoolen.
Ada kecurigaan pada perilaku William Byam Martin, Kepala Asisten Residen yang ada di Gedung Mount Felix ketika Parr dibunuh. Martin saat itu diketahui melarikan diri, ketika para pembantai itu masuk dan menyerang kedalam kamar.
Usai memberikan paparan atas nasib yang menimpa keluarganya, Frances dan anaknya, William Parr tidak pernah tiba di Inggris. Mereka pergi berlayar dari Calcutta pada tahun 1809. Pada tahun 1810, sebuah informasi perusahaan menyatakan Frances Parr sempat tampaknya berada di atas salah satu kapal yang telah begitu lama hilang.
Setelah itu keberadaan istri mantan Residen Bencoolen ini dan ada kabar Frances ‘meninggal’ di kapal Georgiana. Perusahaan kehilangan jejak kepastian keberadaan anak dan istri Thomas Parr itu.
“Perusahaan menyatakan keprihatinannya dari yang tersisa dari Residen Thomas Parr dan mendeklarasikannya untuk mengkompensasi mereka. Sebuah monumen akan didirikan untuk mengenang Thomas Parr dan Charles Murray di luar Benteng Marlborough, dengan biaya yang cukup besar yang dikeluarkan EIC”.
Monumen itu kini masih tegak berdiri di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, yang oleh anak negeri disebut Kuburan Bulek. Monumen sempat dirubah oleh pemerintah kala itu, di tahun 80-an dan dijadikan salah satu destinasi wisata sejarah.
Koloni dibenci koloni disayang. Hikmah didapat walaupun tak maksimal untuk dirawat. Tak tampak plakat besi yang dulunya tertempel di dinding dalam Monumen Thomas Parr. Sebuah plakat kayu di dalam makam di Benteng Marlborough juga pupus. pada Tahun 1963 masih ada terpampang.
*Cerpenis tinggal di Kota Bengkulu/dikisahkan dari berbagai sumber.