Kepahiang, www.jejakdaerah.com –Wali murid MIN 01 Kepahiang keluhkan kebijakan pihak sekolah yang terkesan memaksakan kehendak, karena untuk perpisahan anak kelas 6 tahun 2023 ini dipungut biaya yang cukup fantastis untuk melaksanakan 2 kegiatan yakni jalan-jalan atau Plesir pada 31 Mei dan Perpisahan di sekolah pada tanggal 23 Mei lalu.
Dari RAB yang ada di jabarkan bahwa besaran biaya yang harus dibayar orang tua untuk perpisahan anak ya senilai Rp 563 ribu dan dibulatkan menjadi Rp 565 ribu. Dari besaran biaya tersebut orang tua harus membayar 2 kali konsumsi yakni saat perpisahan dan jalan jalan, membayar ongkos jalan-jalan serta konsumsi untuk dewan guru ditambah harus membayar juga uang kenang-kenangan sebesar Rp 100 ribu per siswa. Dari rincian RAB yang ada dilihat dari konsumsi untuk 150 orang sementara siswa hanya 94 orang dan guru ada 54 orang sementara guru sekolah ini hanya 36 orang. Sementara untuk perpisahan tentunya harus membayar Panggung, Tenda, kursi, dekorasi, Sound System dan Konsumsi 250 porsi.
Salah satu wali murid mengakui yang dilakukan pihak komite dan sekolah bukan kesepakatan orang tua, namun keinginan sekolah yang harus diikuti oleh mereka.
” Komite sebagai perpanjangan suara orang siswa semestinya, namun nyatanya memaksa orang tua untuk mengikuti keinginan guru. Harus mengadakan 2 kegiatan yakni Perpisahan dan plesir ke Bengkulu.Jumlah siswa tidak sampai 100 orang dan semua dewan guru ikut jalan-jalan ditambah uang kenang kenangan,sehingga kami harus membayar setengah juta lebih, kalau bagi yang mampu tidak masalah. Sementara setamat SD ini kami juga butuh biaya untuk melanjutkan anak sekolah ke jenjang SMP,” terang K (38 Th) salah satu orang tua siswa.
Meski ada beberapa orang tua yang mendatangi pihak sekolah dengan memelas menyatakan agar anak mereka ikut perpisahan saja dan keberatan untuk jalan-jalan, namun tidak di gubris pihak sekolah. Bahkan saat di konfirmasi Kepala Sekolah MIN 01 Kepahiang Nuraini ,M.Pd di ruang kerjanya, Selasa (06/06/23) menyatakan jika dituruti keinginan salah satu wali murid tersebut dikhawatirkan yang lain akan ikut-ikutan juga untuk hanya perpisahan di sekolah dan tidak jalan-jalan.
” Rapat kemaren guru tidak ikut namun hadir, yang mengatur wali murid. Guru menyampaikan RAB dipersilahkan untuk memberi masukan dan kesepakatan ada sekitar 60 wali yang hadir. Sudah kami ringankan, bahkan ada orang tua yang menghadap anaknya ikut perpisahan saja, jalan-jalan tidak usah dan minta keringanan. Karena dikhawatirkan yang lain ikut ikutan jadi saya buat keputusan agar membuat surat bahwa tidak mampu tapi mereka tidak mau. Semua sudah ditetapkan tidak bisa diganggu gugat lagi. Bahkan hingga saat ini masih ada yang belum lunas pembayaran,” terang Kepala Sekolah.
Sementara itu diwaktu yang sama Komite sekolah, Syafe’i menerangkan kesepakatan untuk menjalankan perpisahan di sekolah dan ditambah jalan jalan. Pihak sekolah tidak tahu menahu semua kesepakatan kami sebagai wali karena ini hasil rapat wali dan komite. Memang ide dari anak murid, anak-anak mau. Kami komite ada 3 orang. Berangkat jalan jalan semua siswa kelas 6 total 94 orang ditambah seluruh dewan guru sehingga menggunakan bus Putra Raflesia, satu bus biaya sewa sebesar Rp 7 juta, total sewa Rp 14 juta.
” Semua murid dan guru ikut gabung menjadi 2 mobil Putra Raflesia, meskipun ada orang tua mendampingi menggunakan kendaraan sendiri,” terangnya. (ReD)