*SATU EMAS SEJUTA SENYUMAN* _Catatan Zacky Antony_

oleh -86 Dilihat

Bengkulu,www.jejakdaerah.com

*YES*. Emas cabang sepakbola Sea Games Kamboja 2023, akhirnya menjadi milik Indonesia. Inilah kepingan emas paling bergengsi di pesta olahraga multievent selain emas lari 100 meter putra.

 

Tanpa bermaksud mengabaikan perolehan medali emas yang lain, emas cabang sepakbola selalu terasa spesial dan melegakan hati jutaan penggila bola di tanah air. Kepingan emas tadi malam menghapus dahaga selama 32 tahun. Kali terakhir merah putih meraih emas cabang sepakbola adalah pada Sea Games 1991 di Filipina. Kala itu, Robby Darwis, Yusuf Ekodono, Maman Suryaman dkk juga mengalahkan Thailand di babak final melalui adu penalti 4-3.

 

Penantian 32 tahun bukanlah waktu yang singkat. Indonesia harus melewati 15 kali perhelatan Sea Games untuk bisa kembali menjadi yang terbaik di cabang olahraga paling populer di planet bumi. Emas di Kamboja tahun ini adalah raihan emas yang ketiga kalinya bagi merah putih di cabang sepakbola.

 

Indonesia pernah punya peluang sangat besar menjadi juara saat menjadi tuan rumah Sea Games 1997. Kala itu Indonesia diunggulkan meraih emas dengan diperkuat nama-nama besar seperti Fahri Husaini, Ansyari Lubis, Aji Santoso, Aples Tecuari. Serta dikombinasi para pemain muda primavera yang ditempa di Italia seperti Kurniawan Dwi Julianto di posisi striker, Bima Sakti dan Kurnia Sandi di bawah mistar gawang. 

 

Final di SUGBK waktu itu menjadi ulangan final di Manila 1991. Hingga akhir babak normal dan perpanjangan waktu skor sama kuat 1-1. Laga terpaksa diselesaikan lewat adu penalti. Di babak tos-tosan tersebut, dewi fortuna tidak berpihak ke tuan rumah. Medali emas melayang ke kubu Thailand setelah dua penendang penalti Roni Wabia dan Uston Nawawi gagal. Thailand menang dengan skor 5-3.

 

Kekalahan final sepakbola Sea Games 1997 terasa sangat menyakitkan. Sekitar 110 ribu supporter yang memadati SUGBK kecewa berat. Isak tangis mewarnai Uston Nawawi dkk keluar dari lapangan. Gelar juara umum Sea Games 1997 yang diraih Indonesia terasa hambar tanpa dilengkapi emas cabang sepakbola.

 

Kesempatan datang lagi 14 tahun berselang saat Indonesia kembali menjadi tuan rumah Sea Games 2011 di Jakarta-Palembang. Timnas Indonesia tembus final berhadapan melawan Malaysia. Sial. Indonesia lagi-lagi kalah adu penalti 3-4. Kurnia Meiga dkk kembali harus memperpanjang penantian.

 

Sea Games berikutnya 2013 di Myanmar, Indonesia kembali melaju ke final. Tapi lagi-lagi kalah dari Thailand 0-1. Setelah itu, Timnas Indonesia mentok di semifinal pada Sea Games 2015 dan 2017. Baru pada Sea Games Manila 2019, Timnas Indonesia berhasil melaju ke final lagi. Tapi harapan meraih emas kembali harus tertahan. Indonesia dikalahkan Vietnam 1-3. Sedangkan di Sea Games 2021, sepakbola Indonesia hanya meraih medali perunggu. 

 

Dan penantian emas sepakbola itu akhirnya pecah di National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja Selasa (16/5) malam. Wajar bila kemenangan atas Thailand di final membuat hati berjuta rakyat Indonesia berbunga-bunga. Inilah satu keping emas penuh penantian. Emas yang mengundang sejuta senyuman.

 

Kemenangan atas Thailand di final wajar terasa spesial. Sebab, Thailand adalah raja sepakbola di Asia Tenggara. Sejak cabor ini dipertandingkan pertama kali di Sea Games 1959, Thailand sudah merebut 16 kali juara.  disusul Malaysia 6 kali juara (1961, 1977, 1979, 2009, 2011), Myanmar 5 kali juara (1965, 1967, 1969, 1971, 1983), Vietnam 3 kali juara (1959, 2019, 2021) dan Indonesia 3 kali juara (1987, 1991 dan 2023).

 

Usai Indonesia juara 1991, Thailand begitu superior di cabang sepakbola Sea Games. Selama 16 tahun tim gajah putih itu tidak terkalahkan dengan merebut 8 gelar juara secara beruntun masing-masing Sea Games 1993, 1995, 1997, 1999, 2001, 2003, 2005 dan 2007. Dominasi itu baru bisa dihentikan Malaysia pada Sea Games 2009 dan 2011. 

 

Setelah jeda dua Sea Games, Thailand kembali hattrick juara sepakbola di Sea Games 2013, 2015 dan 2017. Sebelum akhirnya Vietnam mulai menyodok dengan merebut emas sepakbola di dua Sea Games terakhir yakni 2019 dan 2021. 

 

*Laga Penuh Emosional*

Kemenangan Timnas Indonesia diraih secara mengesankan. Di babak final, tidak disangka-sangka, Indonesia bisa menang besar atas musuh bebuyutan Thailand dengan skor 5-2. Keunggulan merah putih bukan saja tergambar dari skor yang mencolok, tapi juga diperlihatkan lewat permainan apik dan gigih di lapangan. 

 

Medali emas pantas dikalungkan di leher Fajar Fathurahman dkk. Secara permainan Indonesia mampu mengimbangi Thailand yang lebih diunggulkan. Operan pendek dari kaki ke kaki diperagakan Marselino yang menjadi play maker. Timnas bermain penuh determinasi. Hasilnya membalikkan banyak prediksi.

 

Ada satu lagi keistimewaan Indonesia dalam Sea Games kali ini yaitu lemparan ke dalam yang berujung gol. Di babak semifinal, dua kali lemparan ke dalam Pratama Arhan berbuah gol ke gawang Vietnam. Dan itu terulang lagi di babak final. Gol pertama Indonesia yang dicetak Sananta juga berawal dari lemparan ke dalam Dewangga. 

 

Unggul duluan 2-0 di babak pertama membuktikan Timnas Indonesia sekarang adalah Timnas yang berbeda. Percaya diri dan punya nyali. Terbukti, meski sempat disamakan 2-2, mental pemain Indonesia tidak drop. 

 

Saya sudah berdiri dan berjingkrak di depan layar televisi ketika melihat Coach Indra Sjafri melakukan selebrasi. Tapi ternyata pertandingan belum selesai. Jantung berdegup makin kencang. Betapa tidak, gol penyama Thailand dicetak di masa injuri time babak kedua. Tak sampai satu menit lagi, emas dipastikan dalam genggaman. Tapi itulah sepakbola, di ujung waktu itu Thailand mencetak gol memanfaatkan kelengahan pemain belakang Indonesia. 

 

Di masa perpanjangan waktu, Indonesia menegaskan determinasi. Gol-gol dari Irfan Jauhari, Fajar Fathurahman dan Beckham Putra membenamkan para pemain Thailand yang terlihat makin kepayahan. 

 

Laga final tadi malam memang menguras emosi. Panas luar dalam. Tercatat enam kartu merah dikeluarkan wasit dan terjadi keributan fisik. Dalam bentrok tersebut, Manager Timnas Indonesia, Kombes Pol Sumardji sempat kena jotos.

 

Tapi lupakanlah keributan itu. Sekarang saatnya merayakan kemenangan. Bukan begitu Coach Indra Sjafri. 

 

Selamat buat Timnas. 

 

*Bengkulu 16 Mei 2023*